Kamis, 8 April 2010 | 15:58 WIB
Jakarta - Otak sebagai pusat daya pikir memerlukan perawatan. Secara fisiologis, sel-sel otak bisa rusak dengan sendirinya seiring pertambahan usia. Fungsi otak bisa dipertahankan melalui berbagai cara, salah satunya dengan melatih otak lewat kegiatan membaca.
Menurut penjelasan dr Samino, ahli saraf dari RS Islam Cempaka Putih, Jakarta, otak manusia sesungguhnya memiliki kapasitas daya ingat yang sangat besar. "Otak kita ibarat sebuah perpustakaan. Jika tidak kita isi dan gunakan, lama-lama akan rusak," katanya.
Kegiatan membaca tidak harus membaca buku yang tebal. Bacaan ringan, seperti majalah atau koran, membaca kitab suci, juga bisa melatih otak. "Kegiatan ini mudah dan bisa dilakukan di mana saja, tetapi punya manfaat besar. Itu sebabnya, orang dengan profesi tertentu, seperti guru atau wartawan, jarang yang menjadi pikun karena mereka rajin membaca," papar Samino.
Aktivitas mental lainnya, seperti mendengarkan musik, menari, menonton film, atau mengisi teka-teki silang juga disarankan untuk melatih ketajaman otak. Kegiatan melatih otak ini disarankan mulai dilakukan sejak usia pertengahan dua puluhan.
Penelitian menunjukkan, kegiatan belajar akan meningkatkan pertumbuhan koneksi tambahan antarneuron (sinaps) serta memperlambat timbulnya demensia. Para peneliti lain berpendapat, melanjutkan kuliah juga akan melatih keterampilan mengingat dan berpikir.
Menurut penjelasan dr Samino, ahli saraf dari RS Islam Cempaka Putih, Jakarta, otak manusia sesungguhnya memiliki kapasitas daya ingat yang sangat besar. "Otak kita ibarat sebuah perpustakaan. Jika tidak kita isi dan gunakan, lama-lama akan rusak," katanya.
Kegiatan membaca tidak harus membaca buku yang tebal. Bacaan ringan, seperti majalah atau koran, membaca kitab suci, juga bisa melatih otak. "Kegiatan ini mudah dan bisa dilakukan di mana saja, tetapi punya manfaat besar. Itu sebabnya, orang dengan profesi tertentu, seperti guru atau wartawan, jarang yang menjadi pikun karena mereka rajin membaca," papar Samino.
Aktivitas mental lainnya, seperti mendengarkan musik, menari, menonton film, atau mengisi teka-teki silang juga disarankan untuk melatih ketajaman otak. Kegiatan melatih otak ini disarankan mulai dilakukan sejak usia pertengahan dua puluhan.
Penelitian menunjukkan, kegiatan belajar akan meningkatkan pertumbuhan koneksi tambahan antarneuron (sinaps) serta memperlambat timbulnya demensia. Para peneliti lain berpendapat, melanjutkan kuliah juga akan melatih keterampilan mengingat dan berpikir.
Sumber : KOMPAS, 7 April 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar