Kamis, 03 Juni 2010

Obat-obatan yang Lezat


Kamis, 3 Juni 2010 | 16:16 WIB

Jakarta — Jangan dikira makanan cuma bisa memuaskan selera dan mengusir lapar. Banyak sudah penelitian membuktikan, makanan juga punya khasiat obat. Begitu kuatnya efek terapi makanan sampai-sampai tercipta ungkapan an apple a day keeps the doctor away.

Makanan yang sederhana sekali pun bisa membebaskan tubuh dari penyakit. Contohnya jahe, madu, jeruk, wijen, dan ikan. Berbagai hal bisa dilakukan makanan, dari membantu menyapu racun dari tubuh kita, menguatkan tulang, meningkatkan sistem imun, hingga menurunkan kolesterol dan tekanan darah tinggi.

Apa saja makanan yang bisa mengisi ‘kotak obat’ Anda?

1. Jahe (atasi gangguan pencernaan dan nyeri haid)
Para penelitian di laboratorium di Universitas Michigan, AS, menemukan bahwa jahe dapat membunuh sel-sel kanker indung telur. Mereka menggunakan bubuk jahe yang dilarutkan lalu dioleskan pada kultur sel kanker.

“Kami mendapati bahwa jahe menyebabkan sel mati seperti halnya kemoterapi, bahkan lebih baik daripada obat kemoterapi yang kerap digunakan untuk terapi kanker indung telur,” ujar dr Jennifer Rhode, salah seorang peneliti itu. Selain itu, jahe juga efektif mengatasi gangguan pencernaan dan nyeri haid.

“Campurkan minyak esensial dari jahe dengan minyak flaxseed atau almond dan balurkan ke perut atau teteskan pada air mandi,” kata Janella Purcell, ahli naturopati dan penulis buku Janella Purcell’s Elixir.

2. Madu (mengatasi infeksi luka)
“Madu telah digunakan dalam pengobatan luka selama berabad-abad,” ungkap dr Rose Cooper dari University of Wales Institute. Masyarakat Mesir kuno sangat bergantung pada properti menyembuhkan yang dipunyai madu. Masyarakat India, China, Yunani, dan Romawi juga memanfaatkan madu. Di Inggris, madu bahkan digunakan untuk mengobati pasien di rumah sakit hingga tahun 1970-an.

Di Wales, para ilmuwan menggunakan madu manuka untuk menyembuhkan luka dan melawan bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Madu manuka aktif mengandung komponen antibakteri yang hanya ditemukan pada madu yang diproduksi dari tanaman leptospermum. Komponen antibakteri ini disebut unique manuka factor (UMF).

Namun, tidak semua madu yang diekstrak dari semak-semak manuka bersifat aktif. Keaktifan ini ditentukan melalui tes laboratorium untuk mendapatkan tingkat UMF-nya.

Manuka (bahasa Maori) adalah tanaman semak yang banyak tumbuh di Selandia Baru dan Australia bagian tenggara. Daun tanaman bernama Latin Leptospermum scoparium ini biasa digunakan sebagai teh.

3. Jeruk & "grapefruit" (meringankan osteoporosis)
Sebuah studi di Texas, AS, menjumpai bahwa dosis reguler jus jeruk dan grapefruit pada tikus percobaan dapat membangun kekuatan tulang dan mencegah pengeroposan tulang. “Pengikisan kepadatan tulang disebabkan oleh meningkatnya oksidan yang dapat merusak sel-sel tulang,” ujar salah seorang peneliti, dr Bhimu Patil. Dalam studi tersebut, baik jus jeruk maupun grapefruit bermanfaat meningkatkan antioksidan dalam sistem tubuh tikus.

4. Ikan (menurunkan kadar kolesterol)
Ikan kaya akan asam lemak omega-3 yang mampu meningkatkan fungsi otak dan menurunkan kolesterol. “Pilihlah ikan liar karena ikan ternak sudah diberi pangan buatan yang dapat menurunkan kadar omega-3. Warna ikan ternak juga sudah dipengaruhi oleh pewarna dalam makanannya,” tutur Petrea King, penulis buku Food For Life.

Sayang sekali, ikan berkualitas terbaik umumnya sangat mahal, seperti salmon, tuna, dan trout pelangi. “Sardin juga baik, sekalipun sardin kalengan. Jadi banyak-banyaklah makan ikan sebagai pengganti daging merah,” tambahnya.

5. Wijen (mengatasi sembelit, eksim, kolesterol tinggi)
Biji wijen mengandung kalsium, asam lemak esensial, mangan, tembaga, juga vitamin B1 dan E. Terkandung juga antioksidan kuat yang disebut lignan, yang bersifat antikanker dan fitosterol yang ampuh untuk menurunkan kolesterol tinggi. Wijen berguna dalam menjaga pencernaan agar tidak sembelit dan memerangi eksim. Biji wijen bisa disajikan bersama aneka rupa makanan, seperti roti, kue, salad, dll.

6. Miso (atasi gangguan pencernaan)
Sudah lebih 2.000 tahun miso dipercaya dapat memperbaiki gangguan pencernaan. Makanan berbahan kacang kedelai ini punya banyak manfaat, dari meningkatkan bakteri baik dalam usus, memperlancar pencernaan, dan menyeimbangkan kadar gula darah. “Belilah miso yang tidak dipasteurisasi dan jangan memasaknya sampai mendidih karena nutrisi yang ada bisa rusak atau lenyap,” ujar Janella Purcell.

Jika Anda belum pernah makan miso, mulailah dengan miso shiro atau young white rice. Santap bersama kraker atau taburkan dalam sup. Simpan miso dalam wadah dari keramik atau kaca (beling). Bila disimpan dalam wadah berbahan plastik, miso dapat menyerap racun dari plastik.

7. Flaxseed (atasi migrain, kolesterol tinggi, dan penyumbatan pembuluh arteri)
Flaxseed yang masih dalam bentuk biji maupun yang sudah dibuat minyak mengandung alfa linoleat (ALA), yakni asam lemak omega-3 yang dapat membantu mencuci arteri, meningkatkan sistem imun, dan menurunkan kolesterol. Flaxseed juga mengandung magnesium, potasium, vitamin B, serat, protein, dan seng. “Ini sangat bagus untuk meredakan migrain,” ujar Purcell.

Untuk mendapatkan nutrisi flaxseed, ia menyarankan menambahkan minyak flaxseed ke dalam salad atau sereal. Jangan memanaskannya atau menyimpannya terlalu lama (tak boleh lebih dari enam minggu). Beberapa tetes minyak flaxseed pada air mandi dapat membuat kulit halus.

8. Bluberi (menangkal radikal bebas)
Pigmen warna biru tua dalam bluberi merupakan sumber antioksidan, yaitu molekul vital dalam tubuh kita yang sanggup menangkis racun radikal bebas.

“Radikal bebas adalah konsekuensi alami dari proses dan aktivitas muskular di dalam tubuh. Ketika kita merokok atau mengonsumsi makanan tinggi lemak juga akan membentuk radikal bebas di dalam tubuh,” kata Petrea King.

Dianjurkan memilih bluberi ketika sedang musim, saat buah ini sangat kaya akan warna birunya. Bluberi bertambah kualitas antioksidannya pada satu atau dua minggu terakhir menjelang kematangannya. Tambahkan kelezatan sereal Anda dengan menambahkan bluberi. Lezat juga dicampur dengan yoghurt atau salad.

9. Yoghurt (meringankan sakit perut)
Bakteri baik di usus kita bisa tergilas ketika kita stres atau mengonsumsi obat antibiotik. Padahal tanpa tersedianya bakteri baik yang cukup, bakteri jahat akan berkembangbiak dan merajalela. “Kita memerlukan bakteri baik untuk mendapatkan nutrisi dari makanan yang kita konsumsi,” ujar King.

Ia menambahkan, yoghurt sangat baik sebagai bekal berwisata. Makanan lokal di tempat wisata kadang mudah mengiritasi pencernaan. Nah, gangguan ini bisa segera diatasi dengan yoghurt. Menjaga keseimbangan bakteri baik dalam usus juga sangat penting bagi orang yang sedang dalam pemulihan dari sakit atau tengah menghadapi stres. Yang terbaik tentu memilih minuman probiotik dan yoghurt alami (tanpa tambahan gula maupun perasa buah) yang mengandung acidophilus atau bifidus bacteria.

10. cokelat (mengatasi tekanan darah tinggi)
Anda suka cokelat? Boleh saja, asal pilih dark chocolate. Biasanya cokelat hitam mengandung lebih banyak kakao yang kaya akan magnesium, serta endorfin peningkat mood, juga merupakan sumber antioksidan. Cokelat hitam dapat membantu menormalkan lemak darah dan menurunkan tekanan darah tinggi.

Makin tinggi persentase kakao yang dikandung cokelat, makin baik. “Beberapa cokelat mengandung 70 persen kakao. Tetapi, jangan terlalu rakus, karena kita juga akan mengasup terlalu banyak gula,” kata King. @

11. Plum umeboshi (mengatasi sakit perut, kelelahan, peningkatan asam, reflux, morning sickness)
Jika Anda sakit perut, pakai ilmu para samurai, yakni makan umeboshi, plum Jepang. Buah sejenis aprikot ini biasa dipanen sebelum benar-benar matang, lalu direndam dalam air yang diberi daun shiso merah yang kaya akan mineral. Umeboshi umumnya dibuat acar atau asinan.

Sekitar abad ke-17 hingga ke-19 para prajurit Jepang biasa makan umeboshi untuk mengusir sakit perut dan keletihan akibat berlebihnya asam dalam tubuh yang tidak bisa diurai oleh metabolisme. Plum ini membantu meredakan sakit perut dengan mengurangi keasaman dan mengembalikan keseimbangan asam dalam tubuh.

“Makanan Jepang ini merupakan obat mujarab. Umeboshi dapat menyeimbangkan asam tubuh karena memiliki sifat basa yang poten,” ujar Esther Cohen, Direktur Seven Bowls School of Nutrition, Nourishment, and Healing, Boulder, Colorado, AS.

Ketika kita makan secara normal perut akan melepaskan asam hidroklorik untuk memulai mencerna. Beberapa saat kemudian pankreas akan mengeluarkan bikarbonat untuk menetralkan asam. Tanpa proses netralisasi ini, misalnya karena enzim pankreas tidak dapat berfungsi, tubuh tidak akan dapat mencerna makanan secara efektif. Akibatnya asam pun berlebih dan akan mengiritasi daerah perut.

Mengonsumsi banyak makanan yang membentuk asam tubuh, seperti gula dan daging dapat menghantam keseimbangan asam dan bikarbonat, sehingga mengganggu pencernaan. Namun, umeboshi plum, raja makanan bersifat basa ini bakal mengembalikan keseimbangan itu dengan cara yang lezat. Selain itu umeboshi juga sanggup mengatasi mual di pagi hari (morning sickness) pada ibu hamil, serta gangguan berbaliknya makanan dari lambung (reflux).

“Dengan mengonsumsi 10 gram umeboshi plum, kita dapat menetralisasi asam yang terbentuk setelah mengasup 100 gram gula,” ungkap Cohen.

Umeboshi kaya akan mineral seperti kalsium, potasium, dan magnesium yang dapat membantu mengurangi keasaman. Asam organik dalam plum, terutama sitrat dan fosforik, juga membantu menjaga tingkat basa dalam tubuh dengan menempel pada mineral dan meningkatkan daya penyerapan asam di dalam usus. ( Endang Saptorini, disarikan dari majalah Alternative Medicine dan GoodHealth & Medicine)


Sumber : KOMPAS, 3 Juni 2010

Rabu, 02 Juni 2010

Waspadai Bakteri Patogen pada Makanan


Rabu, 2 Juni 2010 | 16:20 WIB

Jakarta - Keracunan makanan yang terjadi di masyarakat seringkali menelan korban jiwa. Kita perlu mewaspadai makanan yang mengandung bakteri patogen dan zat-zat beracun yang dijual dan beredar di pasaran.

Makanan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia. Salah satu ciri makanan yang baik adalah aman untuk dikonsumsi. Jaminan akan keamanan pangan merupakan hak asasi konsumen.
Makanan yang menarik, nikmat, dan tinggi gizinya, akan menjadi tidak berarti sama sekali jika tak aman untuk dikonsumsi.

Menurut Undang-Undang No.7 tahun 1996, keamanan pangan didefinisikan sebagai suatu kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.

Makanan yang aman adalah yang tidak tercemar, tidak mengandung mikroorganisme atau bakteri dan bahan kimia berbahaya, telah diolah dengan tata cara yang benar sehingga sifat dan zat gizinya tidak rusak, serta tidak bertentangan dengan kesehatan manusia. Karena itu, kualitas makanan, baik secara bakteriologi, kimia, dan fisik, harus selalu diperhatikan. Kualitas dari produk pangan untuk konsumsi manusia pada dasarnya dipengaruhi oleh mikroorganisme.

Pertumbuhan mikroorganisme dalam makanan memegang peran penting dalam pembentukan senyawa yang memproduksi bau tidak enak dan menyebabkan makanan menjadi tak layak makan. Beberapa mikroorganisme yang mengontaminasi makanan dapat menimbulkan bahaya bagi yang mengonsumsinya. Kondisi tersebut dinamakan keracunan makanan.
Infeksi dan Keracunan
Menurut Volk (1989), foodborne diseases yang disebabkan oleh organisme dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu infeksi makanan dan keracunan makanan. Infeksi makanan terjadi karena konsumsi makanan mengandung organisme hidup yang mampu bersporulasi di dalam usus, yang menimbulkan penyakit. Organisme penting yang menimbulkan infeksi makanan meliputi Clostridium perfringens, Vibrio parahaemolyticus, dan sejumlah Salmonella.

Sebaliknya, keracunan makanan tidak disebabkan tertelannya organisme hidup, melainkan akibat masuknya toksin atau substansi beracun yang disekresi ke dalam makanan. Organisme penghasil toksin tersebut mungkin mati setelah pembentukan toksin dalam makanan. Organisme yang menyebabkan keracunan makanan meliputi Staphylococcus aureus, Clostridium botulinum, dan Bacillus cereus.

Semua bakteri yang tumbuh pada makanan bersifat heterotropik, yaitu membutuhkan zat organik untuk pertumbuhannya. Dalam metabolismenya, bakteri heterotropik menggunakan protein, karbohidrat, lemak, dan komponen makanan lainnya sebagai sumber karbon dan energi untuk pertumbuhannya.
Kandungan air dalam bahan makanan memengaruhi daya tahan bahan makanan terhadap serangan mikroba. Kandungan air tersebut dinyatakan dengan istilah aw (water activity), yaitu jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya.

Setiap mikroorganisme mempunyai aw minimum agar dapat tumbuh dengan baik, misalnya bakteri pada aw 0,90; khamir aw 0,80-0,90, serta kapang pada aw 0,60-0,70. Air bebas adalah air yang secara fisik terikat dalam jaringan matriks bahan pangan seperti membran kapiler, serat, dan lain-lain.
Lebih dari 90 persen terjadinya foodborne diseases pada manusia disebabkan kontaminasi mikrobiologi, yaitu meliputi penyakit tifus, disentri bakteri atau amuba, botulism dan intoksikasi bakteri lainnya, serta hepatitis A dan trichinellosis. WHO mendefinisikan foodborne diseases sebagai penyakit yang umumnya bersifat infeksi atau racun yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang dicerna.

Bakteri Patogen
Terdapat banyak bakteri patogen yang membahayakan kesehatan manusia. Berikut ini beberapa di antaranya.
1. Escherichia coli
E. coli merupakan mikroflora alami yang terdapat pada saluran pencernaan manusia dan hewan. Beberapa galur E. coli yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia adalah enterotoksigenik, enterohaemorrhagik, enteropatogenik, enteroinvasive, dan enteroagregatif. Enterotoksigenik E. coli merupakan penyebab diare pada wisatawan yang mengunjungi negara yang standar higienitas makanan dan air minum berbeda dari negara asalnya.

Enterohaemorrhagic E. coli 0157:H7 akhir-akhir ini diketahui merupakan bakteri patogen penyebab foodborne diseases. Kontaminasi enterohaemorrhagic E. Coli 0157:H7 yang banyak ditemukan pada sayuran dapat terjadi akibat penggunaan kotoran sapi sebagai pupuk.

2. Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus terdapat pada rongga hidung, kulit, tenggorokan, dan saluran pencernaan manusia dan hewan. Bahan makanan yang disiapkan menggunakan tangan, seperti penyiapan sayuran mentah untuk salad, berpotensi terkontaminasi S. aureus.

Jenis makanan lain yang sering terkontaminasi oleh S. aureus adalah daging dan produk daging, ayam, telur, salad (telur, tuna, ayam, kentang, dan makaroni), produk bakeri, pastry, pai, sandwich, serta susu dan produk susu. Keracunan oleh S. aureus diakibatkan oleh enterotoksin yang tahan panas yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.
3. Salmonella
Salmonella bersifat patogen pada manusia dan hewan lainnya, dan dapat menyebabkan demam enterik dan gastroentritis. Diketahui terdapat 200 jenis dari 2.300 serotip Salmonella yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.

4. Shigella
Shigella merupakan bakteri patogen di usus manusia dan primata penyebab shigellosis (disentri basiler). Makanan yang sering terkontaminasi Shigella adalah salad, sayuran segar (mentah), susu dan produk susu, serta air yang terkontaminasi.

Sayuran segar yang tumbuh pada tanah terpolusi dapat menjadi faktor penyebab penyakit, seperti disentri basiler atau shigellosis yang disebabkan oleh Shigella. Menurut USFDA (1999), diperkirakan 300.000 kasus shigellosis terjadi di Amerika Serikat setiap tahun.
5. Vibrio cholerae
Sebagian besar genus Vibrio ditemukan di perairan air tawar atau air laut, serta merupakan bakteri patogen dalam budi daya ikan dan udang. Spesies Vibrio yang termasuk patogen adalah V. cholerae, V. parahaemolyticus, dan V. vulvinicus. Spesies V. chloreae dan V. parahaemolyticus merupakan sumber kontaminasi silang antara buah dan sayuran mentah, sedangkan V. vulvinicus penyebab infeksi pada manusia.

6. Clostridium botulinum
Clostiridium botulinum merupakan bahaya utama pada makanan kaleng karena dapat menyebabkan keracunan botulinin. Tanda-tanda keracunan botulinin antara lain tenggorokan kaku, mata berkunang-kunang, dan kejang-kejang yang menyebabkan kematian karena sukar bernapas. Biasanya bakteri ini tumbuh pada makanan kaleng yang tidak sempurna pengolahannya atau pada kaleng yang bocor, sehingga makanan di dalamnya terkontaminasi udara dari luar.

Botulinin merupakan sebuah molekul protein dengan daya keracunan yang sangat kuat. Satu mikrogram botulinin sudah cukup mematikan manusia. Untungnya karena merupakan protein, botulinin bersifat termolabil dan dapat diinaktifkan dengan pemanasan pada suhu 80 derajat Celsius selama 30 menit. Garam dengan konsentrasi 8 persen atau lebih serta pH 4,5 atau kurang dapat menghambat pertumbuhan C. botulinum, sehingga produksi botulinin dapat dicegah.

7. Pseudomonas cocovenenans
Senyawa beracun yang dapat diproduksi oleh Pseudomonas cocovenenans adalah toksoflavin dan asam bongkrek. Kedua senyawa beracun tersebut diproduksi di dalam tempe bongkrek, suatu tempe yang dibuat dengan bahan baku utama ampas kelapa.

Asam bongkrek bersifat sangat fatal dan biasanya merupakan penyebab kematian. Hal ini disebabkan toksin mengganggu metabolisme glikogen dengan memobilisasi glikogen dari hati, sehingga terjadi hiperglikemia yang kemudian berubah menjadi hipoglikemia. Penderita hipoglikemia biasanya meninggal empat hari setelah mengonsumsi tempe bongkrek yang beracun.
Kapang dan khamir
Kapang dapat menyebabkan kerusakan pada berbagai macam makanan dalam kondisi aw, pH, dan suhu rendah. Jenis kapang yang dapat merusak makanan di antaranya Aspergillus, Penicillium, Botrytis, Alternaria, dan Mucor.
Kerusakan sayuran kebanyakan disebabkan kapang seperti Alternaria, Botrytis, dan Phytophtora, atau bakteri yang berasal dari genus Erwinia. Senyawa beracun yang diproduksi oleh kapang disebut mikotoksin.

Khamir umumnya diklasifikasi berdasarkan sifat-sifat fisiologisnya, dan tidak ada perbedaan morfologi seperti halnya pada kapang. Buah-buahan dan sayuran segar mengandung bermacam-macam flora mikroorganisme, di antaranya kapang dan khamir (oksidatif, fermentatif, dan nonfermentatif).
Kapang dan khamir dapat terbawa melalui tanah, permukaan tanaman, permukaan daun, hujan, insekta, dan lain-lain. Khamir selain menguntungkan juga menyebabkan kerusakan pada makanan, yaitu pada sauerkraut. ( Prof. DR. Made Astawan, Dosen Departemen Teknologi Pangan Dan Gizi IPB )


Sumber : KOMPAS, 2 Juni 2010

Selasa, 01 Juni 2010

Susu Setelah Olahraga, Bakar Lemak Cepat


Rabu, 2 Juni 2010 | 13:22 WIB

Jakarta - Minum susu setelah olahraga latihan beban ternyata lebih efektif untuk membentuk otot sekaligus membakar lemak dibandingkan dengan mengonsumsi minuman berenergi yang mengandung gula.

Hasil penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal Medicine and Science in Sport and Exercise. Berbagai studi sebelumnya menunjukkan, pria yang minum susu setelah berolahraga massa ototnya meningkat dan lemaknya berkurang.

Untuk mengetahui apakah hal yang sama juga terjadi pada wanita, tim peneliti melakukan riset selama tiga bulan yang sebelumnya tidak pernah melakukan latihan resistan. Dua jam sebelum olahraga, mereka tidak boleh makan dan hanya boleh minum air putih.

Setelah latihan berjalan rutin, para responden dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, yang minum 500 miligram susu putih tanpa lemak dan kedua adalah mereka yang mendapat minuman energi berbasis gula.

Latihan resistance atau latihan yang dilakukan dengan melawan suatu gaya tertentu mungkin bukan jenis latihan yang disukai kaum wanita, tetapi manfaat dari latihan jenis ini sangat banyak.

"Latihan ini meningkatkan kekuatan tulang, otot, dan metabolik dengan cara yang tidak bisa dilakukan olahraga jenis lain," kata Stuart M Philips, PhD, ahli kinesiologi dari Kanada.

"Tadinya kami hanya menduga akan terjadi kenaikan massa otot yang lebih besar, ternyata pengurangan lemak tubuhnya juga tinggi. Hal ini mengejutkan," kata Philips.

Ia menambahkan, para ahli belum mengetahui penyebabnya, tetapi diduga kombinasi dari kalsium, protein tinggi, dan vitamin D, yang terdapat dalam susu menjadi penyebabnya.

Para wanita yang minum susu lebih sedikit yang mengalami kenaikan berat badan karena kenaikan massa otot seimbang dengan pengurangan lemak tubuhnya.


Sumber : KOMPAS, 2 Juni 2010

Wine Sehatkan Jantung


Selasa, 1 Juni 2010 | 14:43 WIB

Jakarta - Wine merupakan minuman bergizi dan banyak manfaatnya bagi kesehatan. Minuman ini dapat menurunkan kolesterol darah, mengurangi berat badan, mampu menangkal kanker, dan membuat jantung sehat.

Bagi masyarakat Indonesia, wine identik sebagai minuman kelas atas. Padahal, wine merupakan minuman yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Wine termasuk minuman beralkohol yang dihasilkan dari fermentasi buah-buahan. Buah yang paling umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan wine adalah buah anggur. Buah-buahan lainnya, seperti plum, elderberry, maupun blackcurrant juga dapat digunakan.

Buah anggur secara alami dapat menghasilkan wine dengan kualitas terbaik, walaupun tanpa penambahan gula, asam, enzim, maupun zat gizi lainnya. Jenis anggur yang biasa digunakan sebagai bahan baku wine adalah anggur Eropa, Vitis vinifera. Selain itu, wine juga dapat dibuat dari spesies Vitis labrusca, Vitis aestivalis, Vitis muscadinia, Vitis rupestris, Vitis rotundifolia, dan Vitis riparia yang tumbuh subur di Amerika Utara.

Wine yang terbuat dari buah-buahan selain buah anggur dikenal sebagai fruit wine atau country wine. Wine juga dapat terbuat dari pati seperti barley wine, rice wine, dan sake (minuman khas Jepang). Ada juga wine yang terbuat dari hasil distilasi yang disebut sebagai brandy.

Jenis Wine
Kata wine berasal dari bahasa Inggris tua, yaitu win, yang berarti “menang”. Pada zaman dahulu, minuman ini digunakan sebagai minuman kehormatan bagi para raja. Hingga kini wine memang sering digunakan untuk merayakan suatu momentum atau keberhasilan, ataupun tahun baru.

Asal usul wine diperkirakan berasal dari Eropa dan populer di seluruh dunia akibat penjelajahan. Minuman ini juga sering disebut sebagai minuman Misionaris karena wine juga digunakan dalam perayaan ekaristi pemeluk agama Katolik.

Penghasil wine terbesar di dunia adalah Perancis, disusul Italia, Spanyol, dan Amerika Serikat. Cina juga merupakan salah satu dari sepuluh negara penghasil wine dunia.

Ada banyak jenis wine. Namun, yang paling populer adalah wine merah (red wine) dan wine putih (white wine). Wine merah terbuat dari anggur merah yang difermentasi bersama kulitnya. Wine merah biasanya disajikan bersama daging merah ataupun spageti. Sementara itu, wine putih dapat dibuat dari anggur warna apa pun karena kulit anggurnya dipisahkan selama proses fermentasi.

Wine putih biasanya lebih manis rasanya dan disajikan bersama daging putih, seafood, dan daging unggas. Rose wine juga termasuk salah satu jenis wine yang terkenal. Warnanya merah muda seperti bunga mawar.

Sparkling wine, seperti sampanye, merupakan jenis wine yang mengandung karbon dioksida. Untuk menghasilkan wine bersoda seperti ini, buah anggur harus difermentasi sebanyak dua kali. Minuman ini paling sering disajikan pada saat jamuan makan malam formal ataupun pesta pernikahan. Sparkling wine dapat berupa red wine, white wine, ataupun rose wine.

Beberapa wine tradisional di Eropa termasuk sparkling wine seperti sekt atau schaumwein (Jerman), cava (Spanyol), spumante atau prosecco (Italia). Selain itu, juga dikenal wine yang difortifikasi dengan gula agar lebih manis, salah satunya brandy.

Selain itu, masih ada table wine yang tergolong wine ringan. Di Eropa, batas alkohol table wine 8,5-14 persen. Dessert wine merupakan salah satu wine yang juga cukup populer di Asia karena rasanya manis. Wine yang tergolong dessert wine adalah port wine, sweet sherry, tokaji (tokay), sauternes, dan muscatel. Aperitif wine juga cukup diminati dan biasanya dikonsumsi sebelum makan daging untuk memperkuat flavor.
Komposisi Gizi
Pada label botol wine biasanya dicantumkan nama daerah asal pembuatan dan tahun pembuatan. Daerah asal pembuatan menentukan jenis buah anggur yang digunakan. Semakin tua umur suatu wine, kualitas wine yang dihasilkan juga semakin baik. Hal itu disebabkan semakin lama penyimpanan, anggur akan terus mengalami proses fermentasi. Kandungan alkohol pada wine berkisar 14-20 persen.

Dilihat dari komposisi gizinya, wine termasuk minuman yang mempunyai kandungan gizi yang cukup baik. Kandungan energi pada wine sangat bervariasi, tergantung jenisnya, yaitu antara 50-160 kkal/100 g. Energi pada wine umumnya berasal dari karbohidrat, terutama gula. Wine tidak mengandung lemak sama sekali, sehingga jangan khawatir menjadi gemuk akibat konsumsi wine dalam jumlah wajar setiap hari.

Kandungan mineral yang cukup berarti pada wine adalah: kalium (antara 80 – 112 mg/100 g), kalsium, fosfor, magnesium, besi, seng, tembaga, mangan, dan selenium. Kandungan natrium pada wine umumnya rendah, kecuali pada cooking wine.

Cooking wine sebaiknya tidak digunakan untuk masakan bagi penderita hipertensi karena kandungan natriumnya yang cukup tinggi, yaitu 626 mg per 100 g. Kadar vitamin pada wine umumnya terdapat dalam jumlah yang sangat rendah, bahkan tidak mengandung vitamin C sama sekali.

Lindungi Jantung, Cegah Kanker
Wine merah merupakan jenis yang paling digemari. Selain warna yang menarik, wine merah mempunyai manfaat yang sangat luar biasa. Banyak mitos yang menyatakan bahwa minum wine dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga terhindar dari berbagai penyakit. Kenyataan tersebut menyebabkan wine diberi julukan sebagai French Paradox.

Di Prancis, jumlah penderita jantung koroner jauh lebih kecil daripada penduduk Amerika Serikat, bahkan paling kecil dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya. Padahal, masyarakat Prancis lebih banyak mengonsumsi lemak dan merokok, serta relatif kurang bergerak. Para peneliti mengaitkan fenomena tersebut dengan kebiasaan orang Prancis yang menyukai red wine dalam kehidupan sehari-hari.

Sebuah penelitian di Eropa menunjukkan bahwa wine merah mengandung senyawa fenol yang lebih tinggi dari wine putih. Fenol atau flavonoid merupakan antioksidan yang sangat kuat, sehingga mempunyai efek kardioprotektif (melindungi jantung dari serangan radikal bebas).

Flavonoid dapat mencegah oksidasi LDL (kolesterol jahat) 20 kali lebih kuat daripada vitamin E. Flavonoid terbukti mempunyai efek biologis yang sangat kuat sebagai antioksidan, menghambat penggumpalan keping-keping sel darah, merangsang produksi oksidasi nitrit yang dapat melebarkan pembuluh darah, dan juga menghambat pertumbuhan sel kanker.

Pada saat fermentasi wine merah, senyawa flavonoid yang kompleks terurai menjadi lebih sederhana, sehingga lebih mudah diserap tubuh ketimbang yang terdapat pada buah segar. Adanya alkohol (10 persen) dalam wine membuat kandungan flavonoid stabil.

Menurut penelitian Agricultural Research Service, US Department of Agriculture, persenyawaan kedua yang terkandung dalam wine cukup menjanjikan untuk mencegah kanker. Penelitian yang dilakukan oleh Agnes Rimando dari Natural Products Utilization Research Unit, Oxford, Mississippi, menunjukkan bahwa pada wine ditemukan senyawa pterostilbene (terro-STILL-bien).

Senyawa tersebut memiliki kemampuan mencegah kanker sama kuatnya dengan resveratrol, senyawa antioksidan pada buah anggur yang telah lebih dahulu ditemukan. Pterostilbene juga menunjukkan daya hambat yang kuat melawan kanker payudara dalam sel.

Resveratrol pada wine merupakan salah satu komponen yang sangat bermanfaat. Berdasarkan beberapa penelitian yang dipublikasi, resveratrol sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Gary Meszaros dan Joshua Bomser dari The Northeastern Ohio Universities College of Medicine, menunjukkan bahwa resveratrol dapat menghambat angiotensin II, yaitu suatu hormon yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan serangan jantung.

Resveratrol juga merupakan agen antikanker yang baik untuk mencegah kanker prostat, kanker paru-paru, kanker hati, dan kanker payudara. Sebuah publikasi pada The Journal of Applied Toxicology, Juli 2003, menunjukkan resveratrol dapat mereduksi komponen benzopyrene yang merupakan radikal bebas penyebab kanker.
Sebuah publikasi pada Life Science, Agustus 2003, menunjukkan resveratrol dapat menghambat proliferasi dan metastasis sel tumor. FASEB Journal dari AS juga menunjukkan resveratrol sangat bermanfaat dapat menghambat pertumbuhan sel mati penyebab kanker. Kandungan resveratrol pada wine merah mencapai 1,5 sampai 3 miligram per liter.

Sebuah publikasi pada the Journal of Biological Chemistry, November 2005, menunjukkan bahwa wine merah dapat mereduksi penyakit alzheimer. Hal itu disebabkan kandungan resveratrol pada wine merah yang dapat mereduksi tingkat amyloid-beta peptides (Abeta). Sebuah publikasi pada The Journal of Agricultural and Food Chemistry 2006 menunjukkan bahwa wine merah dapat meningkatkan aliran darah ke otak hingga 30 persen.

Selain resveratrol, peneliti Perancis juga berhasil menemukan komponen acutimissin A pada wine merah yang merupakan antikanker. Acutimissin A tergolong dalam kelas polyphenol ellagitannin.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa acutimissin A dapat menghambat enzim yang mempunyai aktivitas seperti sel kanker. Acutimiisin A memiliki potensi 250 kali lebih baik dalam menghambat sel kanker dibandingkan obat antikanker VP-16. Selain itu, wine merah juga mengandung hormon melatonin. Hormon ini dapat membantu menenangkan pikiran, sehingga seseorang dapat tidur lebih lelap.
Turunkan Kolesterol dan Berat Badan
Dibandingkan dengan wine merah, wine putih kurang begitu populer. Komposisi kimia wine putih yang bermanfaat bagi tubuh memang tidak sehebat wine merah. Pada wine putih tidak terdapat resveratrol dan quersetin yang menjadi ciri khas dari buah anggur.

Proses pembuatan wine putih tidak dilakukan bersama kulit buah anggur, padahal polifenol terbanyak justru ada pada kulit anggur. Kandungan asam amino histamin dan tanin pada wine putih juga lebih rendah daripada wine merah.

Meskipun demikian, wine putih bukanlah minuman alkohol tanpa khasiat. Beberapa penelitian justru menunjukkan wine putih jauh lebih baik bagi kesehatan daripada wine merah. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. J. Keul dan Dr. D. König dari University of Freiburg menunjukkan bahwa konsumsi wine putih secara signifikan dapat mereduksi kolesterol LDL, fibrinogen, dan gula darah.

Berat badan dapat berkurang hingga 1,7 kg jika mengonsumsi wine putih selama 4 minggu. Menurut Dr. Jung et al dari The University of Mainz, wine putih lebih efektif menurunkan tekanan darah dibandingkan dengan wine merah. Berdasarkan penelitian di University of Buffalo, wine putih sangat bermanfaat untuk mencegah kanker paru-paru, lebih efektif daripada wine merah.

Meskipun kandungan antioksidan pada wine putih lebih sedikit daripada wine merah, efektivitas antioksidan pada wine putih juga terbukti lebih baik daripada wine merah. Sebuah penelitian The Jordan Heart Research Foundation menunjukkan wine merah hanya dapat mereduksi radikal bebas dalam tubuh hingga 15 persen, sedangkan wine putih hingga 34 persen.

Menurut Dr. Troup dari Monash University, Australia, molekul antioksidan pada wine putih lebih kecil daripada wine merah, sehingga lebih mudah diserap tubuh. Hal itulah yang menyebabkan walaupun kandungan antioksidan pada wine putih lebih sedikit, efektivitasnya lebih baik daripada wine merah.

Meskipun wine mempunyai manfaat yang luar biasa, konsumsinya sebaiknya tidak berlebihan. Selain menyebabkan ketergantungan, kadar alkohol pada wine juga dapat menyebabkan gangguan hati dan tekanan darah tinggi. Konsumsi wine berlebihan juga dapat menyebabkan migrain.


Sumber : KOMPAS, 1 Juni 2010